Paradigma Psikologi kepribadian, kognitif dan Behaviour

Paradigma Psikologi kepribadian, kognitif dan Behaviour

Paradigma
Paradigma menurut Adam Smith adalah cara bagaimana kita memandang dunia. Menurut Ferguson paradigma adalah pola pikir dalam memahami dan menjelaskan aspek tertentu dari setiap kenyataan. Menurut Poerwanto paradigma adalah satu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunannya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar yang khas dalam melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan mengenai sesuatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia.
Paradigma pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Khun, seorang ahli fisika teoritik, dalam bukunya “The Struktur Of Scientific Revolution”, yang dipopulerkan oleh Robert Friederichs (The Sociologi Of Sociology;1970), Lodhal dan Cardon (1972), dan Philips (1973).

Pengertian Humanistik

Dari segi bahasa humanisme artinya kemanusiaan, sedangkan menurut Istilah berarti suatu paham mengenai kemanusiaan yang hakiki. Jelasnya, humanisme adalah suatu gerakan atau aliran yang bertujuan untuk menempatkan manusia pada posisi kemanusiaan yang sebenarnya. Jika dalam dunia pendidikan, para pendidik harus membantu siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantunya dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri mereka (Hamachek, 1977).

Perhatian Psikologi Humanistik yang utama tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Menurut para pendidik aliran humanistik, penyusunan dan penyajian materi pelajaran harus sesuai dengan perasaan dan perhatian siswa.

§ Sejarah Psikologi Humanistik

Pada akhir tahun 1940-an muncullah suatu perspektif psikologi baru. Orang-orang yang terlibat dalam penerapan psikologilah yang berjasa dalam perkembangan ini, misalnya ahli-ahli psikologi klinik, pekerja-pekerja sosial dan konseler, bukan merupakan hasil penelitian dalam bidang proses belajar. Gerakan ini berkembang dan kemudian dikenal sebagai psikologi humanistik. Psikologi ini berusaha untuk memahami prilaku seseorang dari sudut si pelaku.

Dalam dunia pendidikan, aliran humanistik muncul pada tahun 1960 sampai dengan 1970-an dan kemudian perubahan-perubahan dan inivasi yang terjadi selama dua dekade yang terakhir pada abad 20 ini pun juga akan menuju pada arah ini. (John Jarolimak & Clifford D Foster, 1976).

B. Ajaran-Ajaran Dasar Psikologi Humanistik

Karena pembahasan mengenai teori kepribadian humanistik ini direpresentasikan oleh teori kepribadian Maslow, maka ajaran-ajaran dasar psikologi humanistik yang akan kita bahas untuk sebagian besar berasal dari Maslow. Ajaran-ajaran yang disampaikannya antara lain:

  1. Individu sebagai keseluruhan yang integral

Salah satu aspek yang fundamental dari psikologi humanistik adalah ajarannya bahwa manusia atau individu harus dipelajari sebagai keseluruhan yang integral, khas, dan terorganisasi. Maslow merasa bahwa para ahli psikologi di masa lalu maupun sekarang terlalu banyak membuang waktu untuk menganalisa kejadian-kejadian (tingkah laku) secara terpisah dan mengabaikan aspek-aspek dasar dari pribadi yang menyeluruh. Dalam perumpamaan umum, pernyataan Maslow ini bisa dinyatakan melalui ungkapan bahwa para ahli psikologi itu hanya mempelajari pohon-pohon, bukan hutan. Dalam teori maslow dengan prinsip holistiknya itu, motivasi mempengaruhi individu secara keseluruhan, dan bukan secara sebagian.

  1. Pembawa baik manusia

Psikologi humanistik memiliki anggapan, bahwa manusia itu pada dasarnya adalah baik, atau tepatnya netral. Menurut persepektif humanistik, kekuatan jahat atau merusak yang ada pada manusia itu adalah hasil dari lingkungan yang buruk, dan bukan merupakan bawaan.

  1. Potensi kreatif manusia

Potensi kreatif manusia merupakan potensi yang umum pada manusia, jika setiap orang memiliki kesempatan atau menghuni lingkungan yang menunjang, setiap orang dengan kreatifitasnya itu akan mampu mengungkapkan segenap potensi yang dimilikinya. Maslow mengingatkan bahwa, untuk menjadi kreatif seorang itu tidak perlu memiliki bakat atau kemampuan khusus. Kreativitas itu tidak lain adalah kekuatan yang mengarahkan manusia kepada pengekspresian dirinya.

  1. Penekanan pada kesehatan psikologis

Psikologi humanistik memandang self-fulfillment sebagai tema yang utama dalam hidup manusia, suatu tema yang tidak akan ditemukan pada teori-teori lain yang berlandaskan studi atas individu-individu yang mengalami gangguan.

C. Tokoh-Tokoh Humanistik

Ada beberapa tokoh yang menonjol dalam aliran Humanistik seperti: Combs, Maslov dan Rogers. Berikut kita akan mencoba mengenal bagaimana teori yang dinyatakan oleh mereka.

1. Combs

Combs dan kawan-kawan menyatakan apabila kita ingin memahami prilaku orang kita harus mencoba memahami dunia persepsi orang itu. Apabila kita ingin mengubah prilaku seseorang, kita harus berusaha mengubah keyakinan atau pandangan orang itu, prilaku dalamlah yang membedakan seseorang dengan yang lainnya. Combs dan kawan-kawan selanjutnya mengatakan bahwa prilaku buruk itu seungguhnya tak lain hanyalah dari ketidakmauan seseorang untuk tidak melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan bagi dirinya. Apabila seorang guru mengeluh bahwa siswanya tidak mmempunyai motivasi untuk melakukan sesuatu, ini sesungguhnya berarti, bahwa siswa tidak mempunyai motivasi untuk melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh gurunya. Apabila guru memberikan aktifitas yang lain, mungkin sekali siswa akan memberikan reaksi yang fositif.Para ahli Humanistik melihat adanya dua bagian pada learning, ialah:

1. Pemerolehan informasi baru

2. Personalisasi informasi, ini pada individu.

Combs berpendapat bahwa adalah salah kalau guru beranggapan bahwa murid-muridnya akan sudah belajar kalau bahan pelajaran yang di susun secara rapi dan disampaikan dengan bagus. Sebab arti dan maknanya tidak melekat pada bahan pelajaran itu, murid sendirilah yang mencerna dan menyerap arti dan makna bahan pelajaran tersebut ke dalam dirinya. Yang menjadi masalah dalam mengajar ialah bukan bagaimana bahan pelajaran itu disampaikan, tetapi bagaimana membantu murid memetik arti dan makna yang terkandung di dalam bahan pelajaran tersebut. Apabila murid-murid dapat mengkaitkan bahan pelajaran tersebut dengan hidup dan kehidupan mereka, guru boleh bersenang hati bahwa misinya telah berhasil.

Combs memberikan lukisan persepsi diri dan persepsi dunia seseorang seperti dua lingkaran (besar dan kecil) yang bertitik pusat satu. Lingkaran kecil (1) adalah gambaran dari persepsi diri dan lingkungan besar (2) adalah persepsi dunia. Makin jauh peristiwa-peristiwa itu dari persepsi diri makin besar pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi hal-hal yang mempunyai sedikit hubungan dengan diri, makin mudah hal itu terlupakan.

2. Abrahama H. Maslov

Dia dikenal sebagai salah satu tokoh yang menonjol dari psikologi humanistik. Karyanya dibidang pemenuhan kebutuhan mempunyai pengaruh yang tidak kecil dalam upaya memahami motivasi manusia. Sebagian besar dari teorinya yang penting didasarkan atas asumsi bahwa dalam diri manusia ada dua hal:

  1. Suatu usaha yang positif untuk berkembang,
  2. Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu (Maslov, 1968)

Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya. Tetapi mendorong untuk maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri (Self).

§ Hirarki kebutuhan

Menurut Maslov ada beberapa kebutuhan, terutama kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, yang lebih asasi. Kemudian ada pula kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi sebelum memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya.

Kebutuhan jasmaniah seperti makan, minum dan tidur, menuntut sekali untuk dipuaskan. Sekali kebutuhan-kebutuhan ini dipenuhi, muncullah kebutuhan pada tingkat berikutnya, yaitu kebutuhan keamanan seperti kebutuhan untuk kesehatan dan kebutuhan untuk terhindar dari bencana dan bahaya. Pemuasan kebutuhan keamanan diikuti oleh timbulnya kebutuhan untuk memiliki dan cinta kasih seperti dorongan untuk mempunyai kawan dan berkeluarga, dorongan untuk menjadi anggota kelompok dan sebagainya ketidak mampuan untuk memenuhi kebutuhan ini bisa mendorong seseorang untuk berbuat yang lain untuk memperoleh pengakuan dan perhatian. Misalnya orang menggunakan prestasi sebagai pengganti cinta kasih. Berikutnya ialah kebutuhan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihargai, dihormati dan dipercaya oleh orang lain.

Setelah kebutuhan yang tingkatannya lebih rendah ini terpenuhi mak motivasi lalu diarahkan ke terpenuhinya kebutuhan aktualisasi dirri yaitu kebutuhan untuk mengembangkan potensi atau bakat dan kecenderungan tertentu. Aktualisasi diri dilakukan setiap orang berbeda-beda. Misalnya mengembangkan kegemaran, membaca buku, mengendarai mobil, mendidik dan membesarkan anak, menjadi guru dan sebagainya. Menyusul setelah kebutuhan ini adalah kebutuhan untuk tahu dan mengerti, kebutuhan untuk memuaskan rasa ingin tahu, mencari ilmu pengetahuan dan memperoleh pemahaman. Dan akhirnya Maslov berpendapat bahwa tidak sedikit orang yang mempunyai kebutuhan estetis, dorongan keindahan, yaitu kebutuhan akan ketenaran, kesimetrisan dan kelengkapan.

Secara terperinci apa yang disampaikan Maslov dapat dilihat dalam penjelasan berikut. Maslow membagi kebutuhan tersebut menjadi 5 secara garis besar, yaitu:

1. Kebutuhan-kebutuhan fisiologi.

Umumnya kebutuhan fisiologi bersifat menjaga keseimbangan unsur-unsur fisik seperti makan, minum, istirahat. Kebutuhan fisiologi sangat kuat dalam keadaan absolute (kelaparan dan kehausan) semua kebutuhan lain akan ditinggalkan dan orang mencurahkan semua kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan ini.

2. Kebutuhan akan rasa aman.

Kebutuhan akan rasa aman ini sudah muncul sejak bayi dalam bentuk menangis, dan berteriak ketakuatan karena perlakuan yang kasar atau dirasa sebagai sumber bahaya. Anak akan lebih aman berada dalam suasana keluarga yang teratur.

Pada usia dewasapun kebutuhan akan rasa aman itu tampak dan berpengaruh secara aktif. Wujud dari kebutuhan tersebut adalah:

a. Kebutuhan pekerjaan dan gaji yang tetap, tabungan dan asuransi.

b. Praktek beragama dan keyakinan filsafat tertentu membantu orang untuk mengorganisir dunianya menjadi lebih bermakna dan seimbang, sehingga orang merasa lebih “selamat ” (semasa hidup dan sesudah mati).

3. Kebutuhan akan cinta dan rasa saling memiliki.

Kebutuhan akan cinta dan rasa, memiliki ini adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu untuk mengadakan hubungan efektif atau ikatan emosional dengan individu lain.

Maslow menolak pandanagan Freud, bahwa cinta adalah sublimasi dari inting seks. Meurutnya, cinta tidak sinonim dengan seks, cinta adalah hubungan sehat sepasang manusia yang melibatkan perasaan saling menghargai, menghormati dan mempercayai. Dicintai dan diterima adalah jalan menuju perasaan yang sehat dan berharga, sebaliknya tanpa cinta menimbulkan kesia-siaan, kekosongan dan kemarahan.

4. Basic need: self-esteem need.

Ada dua jenis self-esteem:

  1. Self respect: kebutuhan kekuatan, penguasaan, kompetensi, prestasi, kepercayaan diri, kemandirian, dan kebebasan. Orang butuh mengetahui bahwa dirinya berharga dan mampu menguasai tugas dan tantangan hidup.
  2. Respect from others: kebutuhan prestise, penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, menjadi penting, kehormatan, diterima dan apresiasi. Orang butuh-tahu bahwa dirinya dikenal baik dan dinilai baik oleh orang lain.

5. Metaneed: self actualization need.

Akhirnya, susudah semua kebutuhan dasar terpenuhi, muncullah kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan menjadi sesuatu yang orang itu mampu mewujudkannya memakai secara maksimal seluruh bakat-kemampuan-potensinya. Self-actualization adalah menjadi manusia mencapai puncak potensinya. Aktualisasi ini memadai sejumlah kebutuhan yakni 17 metaneed being-values (hidup-berharga).

Hirarki kebutuhan manusia tersebut mempunyai implikasi yang penting yang harus diperhatikan oleh guru sewaktu mengajar. Barangkali guru akan mengalami kesulitan memahami mengapa anak-anak tertentu tidak mengerjakan pekerjaan rumahnya, mengapa anak-anak yang lain tidak tenang jika di dalam kelas atau mengapa anak-anak yang lainnya lagi sama sekali tidak berminat dalam belajar. Guru beranggapan bahwa hasrat untuk belajar itu merupakan kebutuhan yang penting bagi semua anak, tetapi menurut Maslov minat atau motivasi untuk belajar tidak dapat berkembang kalau kebutuhan-kebutuhan pokok tidak terpenuhi. Anak-anak yang datang ke sekolah tanpa makan pagi yang cukup atau tanpa sebelumnya dapat tidur dengan nyenyak, atau membawa persoalan-persoalan keluarga yang sifatnya pribadi, cemas, tidak berminat mengaktualisasi dirinya dengan memanfaatkan belajar sebagai sarana untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Mereka ini tidak akan bisa menyerap pelajaran yang disampaikan oleh guru.

3. Carl R. Rogers

Rogers adalah seorang psikolog humanistik yang gagasan-gagasannya berpengaruh terhadap pikiran dan praktek pendidikan. Lewat karya-karyanya yang tersohor sepertiFreedom to Learn and Freedom to learn for the 80’s, ia menunjukkan sejumlah prinsif-prinsif belajar humanistik yang penting, di antaranya ialah:

1. Hasrat untuk belajar

Menurut rogers manusia itu memiliki hasrat alami untuk belajar. Hal itu dapat dibuktikan: perhatikan saja betapa ingin tahunya anak kalau ia sedang mengeksplorasi lingkungannya. Dorongan ingin tahu untuk belajar ini merupakan asumsi dasar pendidikan humanistik.

2. Belajar yang berarti

Hal ini terjadi apabila yang dipelajari relevan dengan kebutuhan dan maksud anak. Anak akan belajar dengan cepat apabila yang dipelajari itu mempunyai arti baginya. Contoh, anak cepat belajar menghitung uang receh karena uang tersebut dapat digunakan untuk membeli sesuatu permainan yang digemarinya.

3. Belajar tanpa ancaman

Belajar itu mudah dilakukan apabila berlangsung dalam lingkungan yang aman dan bebas ancaman. Proses belajar akan berjalan lancar dan anak akan bebas menguji kemampuannya atau mencoba pengalaman-pengalaman baru.

  1. Belajar atas inisiatif sendiri

Bagi para humanis, belajar itu paling bermakna manakala hal itu dilakukan atas inisiatif sendiri dan apabila melibatkan perasaan dan pikiran si pelajar. Mampu memilih arah belajarnya sendiri akan sangat memberikan motivasi bagi siswa untuk belajar bagaimana caranya belajar (to learn how to learn).

2. Belajar dan perubahan

    Menurut rogers bahwa belajar yang paling bermanfaat itu ialah belajar tentang proses belajar. Di waktu lampau murid belajar mengenai fakta dan gagasan-gagasan yang statis. Waktu itu dunia lambat berubah, dan apa yang dipelajari di sekolah sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan ilmu pengetahuan pada masa itu. Tapi sekarang dunia sudah berubah, ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat canggih. Apa yang dipelajari dimasa lampau tidaklah cukup untuk membekali seseorang pada masa sekarang.

     

    REFERENSI:

    (Suryabrata, Sumadi. “Psikologi Kepribadian“)

    • Trackback are closed
    • Comments (0)

    Leave a comment